sejarah raden kian santang

raden kian santang


Gagak Lumayung ataupun yang lebih diketahui selaku Kian Santang merupakan salah satu wujud yang dipercaya lahir serta sempat hidup di Tanah Sunda. Dalam beberapa sumber berkata kalau Kian Santang merupakan anak dari Raja yang sangat populer di Kerajaan Sunda ialah Prabu Siliwangi serta permaisurinya Subanglarang.

Raden Kian Santang semenjak kecil dilatih ilmu bela diri, hingga dari itu pada saat anak muda Raden Kian Santang populer sebagai seseorang ksatria sakti Pajajaran. Raden Kian Santang mempunyai ketertarikan terhadap ilmu bela diri sejak kecil oleh sebab itu Kian Santang menjajaki akademi ilmu bela diri bersama Layung Kumendung yang pada saat itu merupakan seseorang hulubalang Pajajaran

Sehabis tamat berguru Raden Kian Santang tidak memiliki lagi aktivitas teratur. kemudian mulai ikut- ikutan berburu dengan saudara kerja istana. Nyatanya kemampuannya memanah dapat dibanggakan. Rusa, kijang, serta bermacam tipe burung jadi target panahnya,kadang- kadang bingunglah mereka bawa hasil buruan itu sebab terlalu banyak. Baginda Raja kagum terhadap prestasi yang didapat putranya. Dari para pegawainya dia kerap menemukan laporan tentang keberhasilan serta kecerdikan putranya. Sebab itu, Baginda mengangkatnya jadi Senapati Pajajaran.

Kedudukan Kian Santang di Pajajaran tidak hanya seseorang putra Raja merupakan selaku Senapati. Senapati merupakan sesuatu sebutan yang digunakan kerajaan- kerajaan di Jawa untuk seseorang Panglima, dalam bahasa Sansekerta Sena merupakan tentara serta Pati adalah pemimpin. Sehabis jadi seseorang senapati Kian Santang melindungi Pajajaran dari serbuan musuh bersama Layung Kumendung. Dari masa anak- anak hingga anak muda Kian Santang diketahui sebagai wujud yang kokoh serta mempunyai banyak keingintahuan terhadap bermacam perihal yang baru. Dia pula sosok yang aktif berlatih sehingga berkembang jadi seseorang anak muda yang tangguh, pemberani serta kokoh, diluar itu Kian Santang diketahui selaku wujud yang ramah pada warga.

Apalagi Kian Santang populer tidak tertandingi siapapun di Pulau Jawa. Ilmu bela diri yang dimilikinya membuat dirinya kebal tidak dapat ditangkis senjata ataupun pukulan apapun sampai seumur hidupnya dia belum sempat memandang darahnya sendiri. Jangankan darah, segores lukapun tidak sempat di dapatnya.Kian Santang kerap bertarung melawan musuh serta pertempuran selalu dimenangkannya. Sampai sesuatu dikala Kian Santang merasakan kegelisahan karena merasa belum menciptakan jati diri yang sebetulnya.

Hidupnya berkecukupan, diketahui baik oleh orang banyak tetapi terdapat yang mengganjal hati serta pikirannya. Kian Santangpun mencari tahu serta bertanya pada pakar nujum ataupun peramal siapakah yang wajib dia temui ataupun dia lawan supaya dia bisa menemukan lawan yang dapat menandingi kesaktiannya. Dengan peristiwa tidak terduga suatu petunjuk tiba kalau bila Kian Santang mau menemui seorang yang hebat dia butuh menemui Ali di Tanah Mekah. Kian Santang setelah itu menemui Ali serta di dalam perjalanannya dia hadapi suatu yang ghoib tidak dapat terfikir oleh nalar manusia.

Cerita yang lumayan populer dari cerita Kian Santang merupakan pada saat Kian Santang berangkat ke Tanah Mekah serta berjumpa dengan Ali, pada dikala itu Kian Santang berupaya mengambil serta mencabut tongkat Ali yang tertinggal tetapi suatu yang tidak disangka terjalin ialah keluarnya darah dari segala badan Kian Santang.Peristiwa seperti itu yang membuat Kian Santang sadar kalau orang yang lagi dia cari sedang bersamanya dikala itu ialah Ali.

Sehabis pertemuannya dengan Ali di Mekah Kian Santang tertarik dengan agama yang di anut Ali ialah Islam, Kian Santang memutuskan buat jadi seorang Islam serta jadi murid Ali. Ali yang diceritakan pada cerita ini dipercayai adalah Syaidina Ali. Sehabis lama berguru dengan Ali, Kian Santang mulai menguasai ajaran Agama Islam setelah itu bernazar kembali ke Pajajaran buat menyebarkan agama Islam. Sehabis ekspedisi hidup yang panjang di Mekah akhirnya Kian Santang kembali ke Pajajaran serta berupaya berdialog pada Prabu Siliwangi, dia mengajak bapaknya supaya masuk Islam supaya rakyatnya pun mencontohi ajaran yang dianut pemimpinnya. Tetapi permintaan Kian Santang di tolak oleh Prabu Siliwangi dengan amarah sampai Pajajaran lenyap jadi hutan belantara yang saat ini merupakan Hutan Raya Bogor serta mempunyai prasasti Batu Tulis.

Walaupun Prabu Siliwangi belum diberi anugerah buat merambah serta mempercayai agama Islam seluruhnya, tidak menghalangi Raden Kian Santang buat melakukan penyebaran agama Islam. Raden Kian Santang mengawali penyebaran di daerahdaerah kecil pedalaman tanah Pasundan. Limbangan yakni tempat penyebaran awal di daerah Priangan tatar Sunda. Pada waktu itu tidak hanya di wilayah Godog Garut, penyebaran agama Islam juga sebagian kecil terjalin dengan proses perdagangan para orang dagang Arab serta India di wilayah tepi laut bagian utara.

Nama Prabu Kian Santang berubah jadi Syekh Sunan Rochmat Suci. Awalnya Kian Santang mulai mengislamkan raja lokal semacam Raja Galuh Pakuwon di Limbangan yang diketahui ataupun mempunyai nama Sunan Pancer. Sehabis mengislamkan rajanya otomatis rakyat pula mencontohi pemimpin. Berkat Sunan Pancer agama Islam dapat tersebar luas serta tumbuh di wilayah Galuh Pakuwon. Kian Santang secara langsung mengislamkan petinggi kerajaan serta raja lokal yang lain semacam Santowan Suci Mareja yang merupakan teman Kian Santang,Sunan Sirapuji, Sunan Batuwangi yang saat ini terletak di kecamatan Singajaya.

Lalu ajaran Agama Islam setelah itu menyebar di segala tanah Priangan lewat rajaraja lokal tersebut. Setelah itu setelahnya ajaran Islam disebarkan oleh generasi ke generasi, generasi berikutnya merupakan para sufi semacam Jafar Sidiq, Fatah Rahmatullah, Abdul Muhyi serta ulama dari Cirebon serta Mataram ialah dari Cangkuang Arif Muhammad serta dari Sumedang Pangeran Santri. Sehabis itu Penyebaran Agama Islam tumbuh terus menjadi meluas.

No comments:

Powered by Blogger.